Selain menghabiskan waktu untuk berjalan-jalan, berkunjung ke tempat wisata, menikmati kuliner, hingga berburu oleh-oleh. Tidak ada salahnya untuk mampir melihat-lihat bangunan bersejarah di negeri Singa ini. Negara ini memang kaya akan bangunan bersejarah, seperti halnya Masjid Sultan Singapore yang kini menjadi tujuan favorit para wisatawan khususnya untuk mereka yang beragama muslim.
Masjid Sultan Singapore adalah masjid pertama yang dibangun di negara Singapura. Masjid ini memiliki banyak sekali keistimewaan. Selain menjadi masjid tertua sekaligus pertama di Singapura, masjid ini juga menyimpan banyak sekali sejarah di dalamnya. Saat ini Masjid Sultan menjadi tempat peribadahan umat muslim di negara Singapura.
Selain memiliki kemegahan dari segi bangunan masjid, keindahan arsitektur pada masjid ini juga sempat memperoleh penghargaan dari MUIS yaitu Majelis Ulama Islam Singapura atas keberhasilannya dalam menarik sejumlah wisatawan untuk berkunjung ke masjid ini. Rasanya penghargaan tersebut tidaklah berlebihan mengingat desain yang ditampilkan begitu cantik dan indah.
Sejarah Masjid Sultan Singapura
Pertama kali Masjid Sultan dibangun sekitar tahun 1826 oleh warga Indonesia khususnya orang Jawa yang kebanyakan menjadi pedagangawal di negara Singapura. Dulunya bangunan tersebut dijadikan sebagai kawasan pemukiman atau tempat tinggal bagi mereka masyarakat Jawa, Boyan, dan Bugis.
Masjid ini dibangun oleh Sultan Huseim dibawah kepemimpinan Sir Stamford Raffles. Masjid dibangun tak jauh dari istana kediamannya yang terletak di Kampung Glam. Bangunan pertama pada masjid ini dulunya berbentuk tradisional nusantara dengan sebuah atap berbentuk limas yang tersusun menjadi tiga bagian. Untuk dana pembangunan dari masjid ini didapatnya dari sumbangan East India Company yang didonasikan sebesar $ 3000 dolar serta donasi dari para jemaah muslim setempat.
Dulunya masjid ini dibangunan ketika area Nort Bridge Road belum ada seperti saat ini. Sehingga untuk warga lokal Singapura yang ingin datang pun harus menempuh perjalanan lebih lama lagi. Apalagi dulunya belum banyak transportasi seperti saat ini. Dan sempat terjadi perselisihan karena pembangunan jalan tersebut melewati area masjid ini. Namun hal tersebut tidak membuat bangunan masjid harus dipindahkan. Buktinya masjid ini tetap berdiri kokoh hingga tahun 1990. Kemudian di tahun 1920, bangunan masjid mendapat renovasi ulang dengan struktur bangunan yang bisa dilihat seperti saat ini.
Setelah bangunan masjid sudah nampak lebih baik, pengelolaan masjid dibuat dengan dikepalai oleh Alauddin Syah yang merupakan cucu dari Sultan Hussain. Pada saat itu karena bangunan masjid sudah tidak digunakan sebagai pusat perdagangan dan dirasa tidak cukup untuk memuat jemaah dengan jumlah yang lebih banyak. Maka di tahun 1924 bangunan masjid diperluas hingga mencapai 2000 meter persegi untuk bagian dalam dan 4.109 meter persegi untuk keseluruhan luas lahan dari bangunan ini.
Melihat Keindahan dan Kemegahan Bangunan Masjid Sultan
Dari sisi luar kemegahan bangunan masjid sudah nampak terlihat. Meskipun masjid ini hanya memiliki satu lantai utama. Namun berkat gaya bangunan ala Sarasenik atau Gotik Mughal membuat bangunan masjid nampak lebih cantik dengan kesan yang begitu mewah. Selain itu, masjid ini juga dilengkapi banyak menara yang dipasang di beberapa bagian. Menara nampak lebih tinggi dari bangunan masjid yang membuat kesan indah semakin terasa.
Jika dilihat dari posisinya, menara sengaja dibuat dengan ukuran yang berbeda. Selain bertujuan untuk menghiasi bagian eksterior masjid. Menara juga menjadi penguat dari bangunan ini. Hal tersebut dapat dilihat dari badan menara yang menyatu dan tembus ke badan utama masjid. Di sisi kanan dan kiri bangunan diletakkan sebuah menara dengan ukuran yang lebih tinggi. Sedangkan, untuk menara dengan ukuran dua kali lebih kecil dari yang ada di bagian depan diletakkan dengan posisi untuk memagari badan masjid.
Selain di bagian eksterior masjid yang nampak megah dan mewah, bagian interior dari masjid ini juga tak kalah mewahnya. Dimana terdapat pilar-pilar setengah lingkaran yang ditanam di bagian ruang utama masjid. Untuk bagian dalam masjid sendiri memiliki luas sekitar 2.000 meter persegi dengan sekat penyangga berupa pilar-pilar tadi.
Selain dipercantik dengan banyaknya pilar-pilat penyangga, masjid ini juga diperkaya dengan warna yang digunakan.
Misalnya seperti warna merah bata, coklat muda, dan hitam. Namun dari sekian warna tersebut yang paling menarik perhatian justru ada pada mihrab masjid yang dibalut dengan warna hijau muda dengan sedikit sentuhan warna emas di bagian ornamennya. Desain yang nampak cantik dan megah pada bangunan masjid ini berkat sentuhan tangan arsitek bernama Denis Santry.
Selain memiliki kemegahan dan luas bangunan yang cukup besar. Nyatanya masjid ini mampu menampung hingga 5.000 jamaah dalam satu atap yang sama. Hal inilah yang membuat nama Masjid Sultan sangat diidolakan bagi warga lokal Singapura maupun para turis asing yang memang sengaja bersinggah untuk melihat keindahan masjid ini.
Lokasi Masjid Sultan Singapura
Masjid Sultan terletak di Kampung Glam, Singapore yang tidak jauh jaraknya dari pusat kota. Tempatnya dekat dengan lokasi Malay Heritage, Raffles Hotel, dan Bugis Stret.
Cara Menuju ke Masjid Sultan Singapura
Untuk bisa sampai ke masjid ini ada beberapa transportasi yang bisa Anda gunakan, yaitu:
• MRT: Untuk Anda yang ingin menggunakan MRT maka silahkan turun di Stasiun MRT Bugis. Setelah itu, Anda bisa langsung turun dan berjalan kaki sebentar hingga melihat bangunan masjid ini.
• Taxi: Untuk yang ingin menggunakan transportasi taxi maka lebih mudah lagi. Anda cukup bilang pada driver untuk diturunkan tepat di pintu masuk masjid saja. Maka driver sudah tahu tujuannya.