Singapura adalah satu-satunya negara maju yang ada di wilayah Asia Tenggara. Bagi Anda yang sudah pernah berkunjung kesana tentu tahu bahwa Singapura adalah negara bebas macet. Disana, tidak banyak dijumpai orang yang menggunakan mobil pribadi. Mengapa demikian? Bukan tanpa alasan warga Singapura lebih memilih untuk menggunakan transportasi umum. Ada beberapa alasan kuat yang bisa menjelaskan mengapa tidak banyak orang yang punya mobil di Singapura. Berikut ini beberapa diantaranya:
1.    Harga Mobil
Uang yang perlu Anda bayarkan untuk bisa mendapatkan satu mobil di Singapura sangatlah mahal. Apabila Anda mampu membeli mobil di Singapura, maka Anda bisa mendapatkan dua atau tiga mobil dengan tipe yang sama di Malaysia. Harga mobil yang melambung tinggi di Singapura ini dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya adalah surat dari Pemerintah bernama Certificate of Entitlement atau COE. Isi dari COE adalah pernyataan bahwa kuota pertumbuhan kendaraan baru di Singapura hanya boleh selama 10 tahun saja. Itu artinya, tanda kepemilikan mobil hanya berlaku sampai 10 tahun saja.
Selain COE, Anda juga harus membayar biaya VES atau Vehicular Emissions Scheme. Kebijakan ini mengatur bahwa pembeli mobil harus membayar 10 ribu dollar Singapura atau kurang lebih 105 juta rupiah. Setelah VES, Anda bisa mengurus surat kepemilikan melalui COE seharga 45 ribu dollar atau kurang lebih 475 juta rupiah. Anda harus mengeluarkan kurang lebih 130 ribu dollar Singapura untuk mengurus surat kepemilikan mobil.
Sedangkan harga mobil yang bisa Anda beli di Singapura kurang lebih 150 ribu dollar. Warga Singapura yang ingin memiliki mobil setidaknya mempersiapkan 300 hingga 400 ribu dollar hanya untuk sebuah kendaraan roda empat.
2.    Biaya Asuransi Mobil
Aturan yang harus Anda penuhi ketika ingin memiliki mobil di Singapura adalah mengasuransikannya. Undang-undang di Singapura mewajibkan semua pemilik untuk mengasuransikan mobilnya. Asuransi ini baru bisa bekerja saat terjadi kecelakaan. Apabila Anda adalah korban dalam sebuah kecelakaan, maka Anda tidak perlu membayar apapun. Bahkan kalau mobil Anda mengalami kerusakan, Anda bisa mendapatkan uang untuk memperbaikinya.
Tapi kalau Anda adalah pihak yang bersalah dalam kecelakaan ini, maka Anda harus membayar jumlah tertentu sesuai dengan polis asuransi mobil Anda. Jumlah polis asuransinya juga berbeda-beda, mulai dari 5 juta hingga 31 juta rupiah. Untuk mengantisipasi terjadinya kecelakaan ini, semua mobil memiliki kamera. Tujuannya adalah mengetahui pihak mana yang bersalah dalam kecelakaan tersebut.
3.    Harga BBM Mahal
Harga BBM yang dijual di Singapura memang sangat mahal. Pemerintah tidak akan melakukan subsidi untuk harga BBM di Singapura. Apabila seorang warga ingin membeli bensin, maka ia harus menanggung semuanya termasuk pajak yang dikenakan. Satu liter bensin di Singapura dikenakan pajak antara 0.20 dolar hingga 0.40 dolar. Tarif pajak yang dikenakan tentu berbeda-beda sesuai dengan jenis bensin yang Anda beli. Ada 5 jenis bensin di Singapura, takni Esso, Spc, Shell, Caltex dan Sinopec. Di Indonesia harga bensin sekitar 11 ribu rupiah per liternya. Jenis bensin Shell V Power di Singapura adalah 2.85 dolar atau setara dengan 29 ribu, hampir dua kali lipat harga bensin di Indonesia. Singapura merupakan salah satu negara yang mudah untuk melakukan perjalanan ke luar negeri dengan mobil. Warga negara Singapura dilarang mengisi bensin di luar negeri, karena itulah saat akan pergi ke luar negeri wajib membeli bensin minimal ¾ tank. Kalau Anda adalah warga negara Singapura dan berani untuk melanggarnya, maka Anda bisa dikenakan denda sebesar 500 dolar atau 5 juta.
4.    Kredit Pendek
Bagi Anda yang hanya membeli mobil untuk bergaya-gaya saja, maka sebaiknya mengurungkan niat. Apabila di Indonesia Anda bisa membeli mobil dengan uang DP yang murah, maka Anda tidak bisa mendapatkannya di Singapura. Uang muka yang harus dibayarkan sebesar 30%. Pinjaman maksimal yang bisa Anda pinjam adalah 70% dari harga. Aturan ini diberlakukan agar warga Singapura tidak jatuh dalam lembah hutan berlama-lama. Jika ingin mengajukan pinjaman atau kredit, warga juga hanya memiliki waktu sebanyak 7 tahun saja paling lama. Apa Anda masih yakin untuk membeli mobil di Singapura?
5.    Jalan Berbayar
Jika seorang warga Indonesia memilih jalan biasa dan bukan tol, maka pajaknya dijadikan satu dengan pajak kendaraan. Sedangkan di Singapura, ada beberapa jalan berbayar dimana Anda harus memberikan sejumlah uang apabila melewatinya. Jalan ini di Singapura dinamakan dengan Electronic Road Pricing System atau ERP. Biasanya jalan berbayar ini ada di sekitar wilayah bisnis atau yang ramai lalu lintas. Jalan ERP ini bukanlah jalan tol, sehingga aturannya sama seperti jalan biasa. Anda tidak boleh ngebut apabila sedang ada di jalanan ERP. Cara pembayaran ERP sama seperti tol, yakni dengan memotong saldo pemilik mobil yang melintas. Tarif ERP akan langsung tertera di bagian atas jalan. Anda bisa menemukan jalan ERP dengan mudah, karena cukup banyak dan tulisannya pun besar.
5 alasan diatas membuat banyak orang akhirnya malas untuk membeli mobil dan memilih menaiki kendaraan umum. Sistem transportasi yang ada di Singapura sudah sangat tertata dan maju, sehingga banyak warganya tidak segan untuk naik. Memang ada kurang lebih dari sistem ini, tapi dampak langsungnya sangat terlihat. Udara di Singapura terasa bersih karena tidak banyak polusi di dalam negerinya. Tidak hanya itu, pejalan kaki juga tidak perlu khawatir ditabrak motor di trotoar karena jarangnya orang yang memiliki kendaraan pribadi. Meski demikian, akan semakin terasa kesenjangan antara si kaya dan si miskin.